Ang Ciu dan Pek Ciu, Si Arak Masak yang Sering Disangka Bumbu Halal
- Istimewa
Bogor, VIVA Bogor – Kalau kamu penggemar kwetiau goreng, nasi goreng seafood, atau ayam kungpao, pasti sudah akrab dengan aroma khas yang bikin lidah bergoyang. Tapi tahukah kamu, sebagian rasa lezat itu berasal dari angciu, arak masak yang ternyata bukan bumbu sembarangan?
Bagi banyak orang, angciu dianggap sekadar penyedap rasa seperti kecap asin. Padahal, bahan ini sebenarnya sejenis arak hasil fermentasi beras atau ketan yang digunakan untuk menghilangkan bau amis dan melembutkan daging. Dalam tradisi kuliner Tionghoa, angciu jadi rahasia dapur yang sudah turun-temurun digunakan.
Nama “angciu” berasal dari bahasa Hokkien: “Ang” berarti merah, “Ciu” berarti arak. Bumbu ini digunakan bukan untuk mabuk-mabukan, tapi untuk menambah aroma dan cita rasa masakan. Selain angciu, dikenal juga “pek ciu” (arak putih) yang biasa dipakai untuk masakan seafood, tumisan, hingga olesan daging bakar. Namun, apapun namanya, keduanya tetap mengandung alkohol, dan inilah yang membuat status halalnya menjadi sorotan.
Mengutip penjelasan dari laman resmi Lembaga Pemeriksa Halal Muhammadiyah (LPH-KHT Muhammadiyah), angciu dan pekciu dikategorikan sebagai khamr karena berasal dari proses fermentasi yang menghasilkan alkohol. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menegaskan bahwa setiap bahan haram yang digunakan dalam pengolahan makanan, termasuk sebagai bumbu, menjadikan produk akhir tidak halal.
Artinya, walaupun digunakan sedikit atau dianggap “menghilang” saat dimasak, status haramnya tidak berubah. Prinsip halal tidak dilihat dari seberapa banyak kadar alkoholnya, tapi dari sumber dan prosesnya.
Kesalahpahaman dan banyak orang yang keliru muncul karena sebagian orang beranggapan alkohol dalam masakan akan menguap saat dipanaskan. Sayangnya, dari sisi hukum Islam, menghilangnya rasa atau bau bukan berarti menghapus keharamannya.
Selain itu, kurangnya edukasi dan transparansi bahan dari pelaku usaha kuliner juga memperbesar kebingungan. Bahkan, dari pedagang kaki lima hingga restoran bintang lima, penggunaan arak masak seperti angciu dan pekciu masih banyak dijumpai.
Beberapa menu makanan yang sering memakai angciu antara lain:
- Masakan Chinese food (terutama gaya Kanton dan Hokkien)
- Aneka seafood seperti udang, cumi, kepiting, atau ikan bakar
- Nasi goreng, mie goreng, bakmie, dan kwetiau goreng
- Tumis-tumisan dan olahan sayur beraroma kuat
- Marinasi dan olesan daging bakar.