KDM: Kadin itu Kamar Dagang dan Industri, Bukan Kamar Dagang Kerusuhan
Bogor, VIVA Bogor - Pengusaha sejati harus memiliki karakter pemimpin yang berani mengambil keputusan, mampu membaca peluang dan menciptakan terobosan.
Hal itu ditegaskan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) saat menghadiri Musyawarah Provinsi (Musprov) ke-VIII Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat di Podium Hall Plaza Ekalokasari, kemarin.
Dikatakan KDM, pengusaha itu sama dengan pemimpin. Ia mencari, mengelola dan membelanjakan uang.
"Maka, jika seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik, ia pasti bisa menjadi pengusaha yang berhasil. Begitu pula sebaliknya," kata KDM.
Kadin, sambung KDM, memiliki peran penting organisasi yang merepresentasikan dunia usaha secara profesional dan strategis.
Di depan Ketua Umum Kadin Jabar terpilih yakni Almer Faiq Rusyidi, KDM juga mengkritisi praktik konflik berkepanjangan yang justru menghambat produktivitas.
“Pengusaha itu tidak suka konflik. Kalau ada yang senang berkonflik, itu bukan pengusaha, tapi politisi. Konflik bagi pengusaha itu adalah biaya dan kerugian,” jelasnya.
KDM mengingatkan bahwa organisasi seperti Kadin bukanlah tempat mencari keuntungan pribadi dari investor, tetapi wadah untuk memperpendek birokrasi dan meningkatkan produktivitas demi kesejahteraan karyawan dan masyarakat.
Oleh karenanya, KDM memberikan perumpamaan antara pedagang, pengusaha dan mereka yang sekadar mengklaim pengusaha.
“Pedagang itu hanya menghitung untung dari selisih harga beli dan jual. Sementara pengusaha sejati tidak selalu berpikir soal untung, tapi bisa menguasai pasar. Oleh karena itu, banyak pengusaha yang rela jatuh miskin demi produksi yang dicintai pasar,” ungkapnya.
KDM menambahkan, Kadin harus mengambil peran lebih aktif dalam menyusun rumusan strategis pembangunan ekonomi dan investasi.
Ia juga membandingkan Kadin dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang lebih sering tampil dalam forum strategis.
“Kadin ini Kamar Dagang dan Industri, bukan kamar dagang kerusuhan. Harus mampu jadi mitra pemerintah yang visioner, bukan hanya muncul saat Pilpres. Kadin jangan sampai kalah dari Apindo,” ujarnya.
Selain itu, KDM juga menyindir praktik tidak sehat di dunia usaha, seperti makelar proyek dan “pengusaha dadakan” yang hanya mengejar proyek APBD tanpa kontribusi nyata dalam pembangunan.
“Giliran gak dapat tender, ngamuk. Giliran dapat, malah dipakai buat mabuk dan nambah istri. Itu bukan pengusaha, itu calo!,” pungkasnya. (*)