Sindang Barang, Desa Adat yang Menjaga Budaya Sunda di Tanah Bogor

Kampung Budaya Sindang Barang
Sumber :
  • fkip.unpak.ac.id

Bogor – Di tengah gemuruh kota Bogor yang kian modern, masih ada sebuah desa yang seolah menolak dilupakan waktu. Namanya Kampung Budaya Sindang Barang, sebuah kampung adat di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari.

Bagi masyarakat Sunda, khususnya warga Bogor, tempat ini bukan hanya destinasi wisata biasa, melainkan rumah besar bagi identitas mereka. Warisan Pajajaran yang Hidup Kembali Sejarah Sindang Barang sudah tercatat sejak abad ke-12.

Dalam naskah Babad Pajajaran, kampung ini disebut sebagai salah satu daerah bawahan Kerajaan Pajajaran, kerajaan besar yang pernah berjaya di Tatar Sunda. Bahkan ada sebuah kisah tentang Dewi Kentring Manik Mayang Sunda, istri Prabu Siliwangi yang pernah berdiam di sini.

Di desa ini, masih tersimpan 30 situs purbakala berupa punden berundak yang dipercaya sebagai tempat pemujaan leluhur. Jejak itu mengingatkan masyarakat Bogor bahwa mereka hidup di tanah yang sarat sejarah dan budaya besar.

Bagi masyarakat Sunda Bogor, Kampung Budaya Sindang Barang punya peran penting:

1. Penjaga Tradisi

Upacara adat Serentaun menjadi puncak kehidupan budaya di Sindang Barang. Setiap tahun, masyarakat berkumpul untuk mengucap syukur atas hasil panen. Ritual ini bukan sekadar seremoni, tapi juga cara mengajarkan generasi muda tentang filosofi hidup Sunda: ngajaga lembur, ngahargaan alam, jeung muji Gusti.

2. Pusat Pendidikan Budaya

Anak-anak kampung dilatih menari, bermain gamelan, hingga pencak silat tanpa biaya. Dari sini, kesenian Sunda tidak hanya dipamerkan untuk wisatawan, tapi benar-benar ditanamkan sejak dini. Orang tua percaya, melestarikan budaya berarti menjaga jati diri.

3. Sumber Identitas Kolektif

Bagi warga Bogor, keberadaan Sindang Barang adalah pengingat bahwa mereka bagian dari warisan Pajajaran. Saat banyak tradisi mulai pudar, kampung budaya ini hadir sebagai jangkar yang meneguhkan siapa diri mereka sebagai urang Sunda.

4. Ruang Ekonomi Lokal

Melalui penginapan tradisional, kerajinan, hingga event budaya, Sindang Barang memberi ruang bagi masyarakat untuk menghidupkan ekonomi tanpa kehilangan akar tradisi. Di sinilah konsep “ngahiji jeung alam jeung budaya” benar-benar terasa.

Menyatu dengan Alam dan Kehidupan

 

Kampung Budaya Sindang Barang

Photo :
  • kampungbudayasunda.com/galeri

 

Selain budaya, Sindang Barang juga menyatu dengan alam. Dari kampung ini, pengunjung bisa berwisata ke Curug Nangka yang sejuk, berjalan di kebun sayur, atau sekadar menikmati suasana pedesaan khas Sunda. Rumah-rumah panggung sederhana, lumbung padi (leuit), dan mushola kecil menjadi gambaran betapa dekatnya masyarakat dengan alam sekaligus agama.

Orang Bogor percaya bahwa tanpa budaya, mereka akan kehilangan jati diri. Karena itu, Sindang Barang berfungsi sebagai ruang hidup tradisi Sunda di tengah derasnya arus globalisasi. Ia menjadi laboratorium budaya, tempat belajar, sekaligus simbol bahwa akar Sunda masih kuat di tanah Pajajaran.

Bagi wisatawan, berkunjung ke Sindang Barang bukan hanya jalan-jalan. Ini adalah perjalanan menyelami filosofi hidup orang Sunda: sederhana, dekat dengan alam, dan penuh rasa syukur. Bagi masyarakat Bogor, kampung ini adalah nafas yang memastikan identitas mereka tetap berdenyut di tanah leluhur.